Sensor ultrasonik merupakan sebuah perangkat yang dirancang khusus agar dapat merasakan atau menghasilkan energi ultrasound. Fungsi utama dari perangkat ini adalah untuk mengubah besaran bunyi menjadi besaran listrik atau sebaliknya. Sensor ultrasonik sendiri memiliki bentuk yang berbeda-beda tergantung penciptanya.
Pada sensor ultrasonik biasanya terdiri dari tiga komponen utama, yakni Penerima, Pemancar dan juga Transceiver. Bagaimana pun bentuk dari perangkat sensor ultrasonik ini, yang pasti cara kerja yang dimilikinya tetap sama. Untuk kamu yang penasaran, berikut penjelasan mengenai cara kerja sensor ultrasonik selengkapnya yang bisa kamu simak.
Cara Kerja Sensor Ultrasonik yang Harus Kamu Tahu
Sensor ultrasonik merupakan alat khusus yang digunakan untuk mengubah fisis atau bunyi menjadi besar listrik atau sebaliknya. Dikatakan sebagai sensor ultrasonik karena memang dalam penerapannya sensor ini memanfaatkan gelombang ultrasonik atau bunyi ultrasonik.
Bunyi dari gelombang ultrasonik secara umum tidak dapat didengah oleh telinga manusia. Pasalnya gelombang bunyi yang dihasilkannya tersebut memiliki frekuensi yang sangat tinggi, yakni mencapai 20.000 Hz. Namun, beberapa hewan memiliki kemampuan untuk menangkap dan mendengar gelombang ultrasonik tersebut, seperti kelelawar, lumba-lumba, kucing dan juga anjing.
Kembali ke sensor ultrasonik, alat ini biasa digunakan untuk berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya yang digunakan pada alat USG untuk bisa melihat organ-organ tubuh manusia. Mulai dari paru-paru, liver, otak hingga kandungan.
Cara kerja sensor ultrasonik berdasar pada prinsip dari pantulan gelombang suara (gelombang ultrasonik) dengan frekuensi tertentu sehingga dapat menafsirkan jarak dari suatu benda. Cara kerjanya tersebut didukung oleh 3 komponen utama, yakni pemancar (transmitter), penerima (receiver) dan juga transceiver atau pemroses.
Adapun cara kerja dari sensor ultrasonik secara lebih lengkap bisa kalian simak pada penjelasan ini:
- Pada sensor ultrasonik, komponen Transmitter atau pemancar ultrasonik akan memancarkan sinyal atau gelombang dengan frekuensi tertentu (di atas 20.000 Hz) dan dengan durasi tertentu. Misalnya saja pada sensor jarak, sinyal yang dipancarkan biasanya memiliki frekuensi mencapai 40.000 Hz.
- Sinyal yang dipancarkan tersebut nantinya akan merambat sebagai gelombang bunyi. Gelombang bunyi ini akan bergerak dengan kecepatan mencapai 340 m/s. Gelombang yang menabrak benda tertentu (target) nantinya akan dipantulkan kembali dengan kecepatan yang sama.
- Gelombang bunyi yang dipantulkan akan diterima oleh komponen Receiver pada sensor ultrasonik. Selanjutnya sinyal tersebut akan diproses oleh transceiver untuk menghitung jarak sensor dengan benda yang memantulkan gelombang bunyi tadi.
- Untuk penghitungan jarak antara sensor dengan benda pemantul sendiri bisa menggunakan rumus S = 340.t/2 dengan S adalah jarak antara sensor dan benda pemantul, t adalah selisih waktu pemcaran gelombang oleh pemancar dan waktu gelombang diterima oleh penerima.
Cara kerja ultrasonik di atas yang juga diterapkan oleh seekor kelelawar yang biasa beraktivitas dan terbang di malam hari. Kelelawar ini memiliki semacam sensor ultrasonik yang dapat menghitung jarak dengan benda di depannya secara tepat saat terbang, sehingga ia dapat menghindarinya dengan mudah.
Pada prosesnya, kelelawar akan memancarkan suara dengan frekuensi tinggi. Kemudian suara akan menabrak benda di depannya dan dipantulkan lagi dengan kecepatan yang sama. Sensor dari kelelawar akan menangkap pantulan bunyi tersebut dan secara cepat keleawar akan menghindari benda sehingga tidak terjadi tabrakan.
Itulah tadi informasi mengenai cara kerja sensor ultrasonik yang harus kamu pahami betul. Semoga informasi di atas bermanfaat bagi pembaca semuanya.